Mengenal Sejarah Bangunan Tua Makorem 064/Maulana Yusuf, Peninggalan Belanda
SERANG, tagar69.com —
Memasuki kompleks Makorem 064/Maulana Yusuf seolah membawa kita kembali ke zaman penjajahan.
Kompleks bangunan tersebut berada di Jalan Maulana Yusuf, Cimuncang, Kecamatan Serang, Kota Serang.
Bangunan utama Makorem 064/MY pernah menjadi gedung Noormal School atau sekolah khusus guru.
Selain itu, bangunan sejak pemerintahan Hindia Belanda ini pernah berfungsi sebagai tentara elite Belanda (Tangsi Morsose).
Di bagian teras bangunan, terlihat tulisan “ANNO 1910” dan “Gawe Kuta Baluwarti Bata Kalawan Kawis”.
Tulisan itu bermakna membangun kota dan perbentengan dari batu bata dan karang.
Normaal School saat itu menempatkan Serang sebagai Kota Pendidikan.
Pada masa itu, Normaal School hanya ada di enam kota Indonesia atau Hindia Belanda, yaitu Bandung, Magelang, Madiun, Blitar, Probolinggo, dan Serang.
Tak hanya Normaal School, Kota Serang juga terdapat OSVIA (singkatan) yang kini bangunannya digunakan Polres Serang Kota.
Pada 1950, pemerintah Hindia Belanda (tentara KNIL) menyerahkan gedung tersebut kepada Indonesia, yang kemudian berfungsi sebagai markas TNI.
Sejak 1964 hingga sekarang, markas tersebut menjadi kompleks Makorem 064/MY.
Kini, bangunan gedung utama masih terawat dengan baik.
Tiang kayu kokoh dan belum diganti.
Begitu juga dengan pintu dan jendelanya yang masih terawat dengan baik.
Dandenma Korem 064/MY, Mayor Inf Darwono, mengatakan bangunan makorem ditetapkan sebagai cagar budaya atau yang dilindungi.
“Ketentuannya, kita tidak boleh mengubah bentuk bangunan. Namun, dalam perjalanannya, kita tetap merawat bangunan, termasuk berusaha untuk mengecat ulang dan merawat,” katanya, Kamis (29/8/2024).
Menurut dia, perawatan gedung menggunakan anggaran swadaya Korem 064/MY.
Bangunan aslinya masih terawat, dan sudah ada sejumlah gedung baru, seperti kantor Denma, staf ops, penerangan, keuangan, dan hukum Korem 064/MY.
“Bagi anggota Korem 064/MY, kita harus bangga bisa menempati bangunan bersejarah karena hanya ada enam bangunan seperti ini di Indonesia,” kata Darwono.
Untuk itu, seluruh personel Korem berusaha untuk melestarikan dan merawat bangunan yang ada.(*)